Minggu, 30 Januari 2011

Pendidikan Jasmani di Indonesia

            Untuk kita renungkan......
            Berdasarkan data hasil riset tentang pembangunan daerah di seluruh wilayah Indonesia yang di lihat dari sudut perkembangan olahraga Sport Develpment Indeks (SDI) pada tahun 2006, melalui data ini menampilkan perkembangan olahraga yang ada di masyarakat dimulai dari tahun 2004, 2005 dan 2006 yang dilihat dari empat aspek; satu diantaranya adalah aspek kebugaran. Aspek kebugaran ini juga di bagi menjadi tiga kategori satu di antaranya adalah kebugaran para pelajar.  Menurut rincian data hasil kebugaran pada tahun 2005 disebutkan bahwa hasil kebugaran untuk tingkat pelajar seluruh Indonesia menurut survey menunjukan 10,71% masuk kategori kurang sekali, 45,97% kurang, 37,66% sedang, 5,66% kategori baik dan sementara untuk kategori baik sekali adalah 0%. Jika demikian sebenarnya apa yang terjadi pada dunia pendidikan jasmani Indonesia?..
            Jika kita mau jujur dan mau legowo (berlapang dada) dan kondisi di atas dipandang serta jadikan sebagai satu hal positif sebenarnya ini merupakan masalah yang sangat besar dan sangat kritis yang perlu harus segera untuk melakukan pemembenahi diri. Gambaran dari riset di atas merupakan satu potret keberhasilan tentang pelaksanaan penjas yang ada di dunia pendidikan khususnya pada jenjang sekolah. Jika hal ini di jadikan sebagai satu moment awal untuk memperbaiki citra tentang pendidikan jasmani, maka yang seyogyanya prilaku yang harus dilakukan adalah menamfikan segala alasan ini dan itu yang biasanya dijadikan sebagai tameng untuk melakukan pembenaran pada diri sendiri yang hendak lari dari kenyataan.
            Melihat dari perjalanan sejarah dari pendidikan jasmani di tanah air, dimulai ejak dari zaman penjajahan sampai dengan zaman kemerdekaan telah banyak terjadi pasang dan surut seperti air laut, namun lebih banyak mengalami masa surut. Pada masa penjajahan peran dan fungsi dari pendidikan jasmani  sangat tergantung pada kepentingan pihak penguasa saat itu. Namun pada masa penjajahan Jepang peran dari pendidikan jasmani mendapatkan peluang cukup besar pada waktu itu tentunya tidak bisa lepas  untuk kepentingan perjuangan dalam memenangkan peperangan. Namun justru kondisi ini ssebalikya angat menguntukan bagi bangsa Indonesia .Dengan kondisi badan yang senantiasa sehat maka kitapun tentunya terus dapat berjuang sampai akhirnya kemerdekaan dapat terwujud di bumi nusantara.
            Geliat perkembangan pendidikan jasmani dari dulu sampai sekarang terus tetap ada, namun mungkin saat ini perkembangannya telah sampai pada titik nadir. Bagaimana tidak yang namanya pendidikan jasmani tidak peranah akan bisa dilepaskan dari olahraga, dan perilaku manusia. Jika kita bicara olahraga maka akan bicara masalah prestasi, dan bila bicara tentang prilaku maka akan berkaitan dengan karakter manusia.. Dari sisi prestasi coba kita lihat sekarang yang namanya prestasi olahraga  Indoensia mana bisa kita bisa bicara banyak dalam kancah internasional (mendunia), dan dari sisi prilaku kita bisa melihat bagaimana prilaku suportter olahraga khususnya dalam sepak bola yang banyak melaklukan anarkis di lapangan hijau dan di jalan raya. Namun ada hal positif juga melalui olahraga ini dan  yang terbukti kalau melalui olahraga akan mampu membangkitkan rasa nasionalisme itu memang benar,.... coba lihat lagi bagaimana antusias para pendukung Timnas sepakbola Indonesia pada Piala Suzuki yang baru lewat. Seluruh rakyat indonesia dapat dipastikan 99% menyaksikan melalui tayangan televisi bahkan dari luar jakarta  sampai rela untuk dapat  menonton langsung di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
             Perkembangan penjas memang tidak bisa lepas dari peran pemerintah khususnya dalam menentukan kebijakan. Kebijakan pemerintah khususnya dalam menentukan kurikulum sangat dirasakan memberikan warna tersendiri terhadap pelaksanaan dari pendidikan jasmani. Apakah kurikulum pendidikan jasmani saat ini telah mampu mengakomodir  terhadap tuntutan zaman? Selayaknya kurikulum ini merupakan cerminan dari jawaban terahadap kebutuhan dan kepentingan kondisi saat sedang berlangsung serta diharapkan juga mampu menjawab  terhadap prediksi kebutuhan pada masa yang akan datang. Sehingga pertanyaanya apakah kurikulum penjas sekarang sudah sesuai dan cocok? atau pelaksanaanya yang sangat sulit untuk dilakukan sehingga banyak yang memelesetkan" Kurikulum tambah semakin pusing" (KTSP).
             Kurikulum yang ada saat ini telah di standarkan terhadap isinya dan kelulusanya (SI dan SKL) hal ini merupakan satu  langkah  kemajuan dan satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu, hanya saja pertanyaan yang menjadi persoalan adalah perubahan kurikulum ini didasari oleh apa? apakah didasari oleh telah tercapainya tujuan dan sasaran pada sebuah rencana atau di karenakan oleh perubahan kondisi yang sudah tidak lagi relevan? memang agak sulit, namun kita sudah bisa menebak oleh karena dasar apa,....





Tidak ada komentar: